Komodifikasi Kecerdasan Buatan dalam Karya Sinematografi: Refleksi Budaya Populer dan Tren Kontemporer

Authors

  • Okky Pramudita Bina Nusantara University

DOI:

https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v8i2.1932

Keywords:

Kecerdasan Buatan, Budaya populer, Komodifikasi, AI Generatif

Abstract

Penelitian ini mengkaji komodifikasi kecerdasan buatan (AI) dalam budaya populer, dengan menganalisis cara film dan media massa menggambarkan AI serta dampaknya terhadap persepsi publik di tengah lonjakan penggunaan AI generatif saat ini. Menggunakan pendekatan kritis, artikel ini menganalisis representasi AI dalam film Forbidden Planet, AI: Artificial Intelligence, dan I, Robot, serta beberapa karya sinematografi lainnya. Temuan penelitian menunjukkan karya sinematografi seperti film telah mengubah AI menjadi narasi konsumtif yang memengaruhi cara masyarakat memandang teknologi, sekaligus memperkuat logika pasar melalui budaya populer. Selain itu, tren kontemporer seperti penggunaan ChatGPT, Gemini, dan DALL·E menunjukkan bagaimana AI generatif muncul sebagai kelanjutan dari imajinasi budaya populer yang telah lama dibentuk melalui karya-karya sinematografi di media. Narasi AI dipersepsikan sebagai masa depan yang tak terhindarkan, yang merupa menjadi solusi teknologi universal hingga menjadi sebuah ketergantungan teknologi. Studi ini berkontribusi pada studi komunikasi dengan menyoroti peran budaya populer sebagai industri ideologis dan konsumtif dalam pengembangan teknologi.

References

[1] E. Rich and K. Knight, Artificial Intelligence. McGraw-Hill, 1991.

[2] M. McLuhan, The Gutenberg Galaxy. University of Toronto Press, 1962.

[3] J. Culkin, “A schoolman’s guide to Marshall McLuhan,” Saturday Review, pp. 51–53, 70–72, 1967.

[4] V. Mosco, The Political Economy of Communication. Sage, 2009.

[5] K. Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta, Indonesia: Jalasutra, 2011.

[6] M. A. Wangarry, “Representasi Fetisisme Mobile Suit Gundam Seed Freedom sebagai Kajian Semiotika dalam Budaya Ikonik Mecha,” in Dinamika: Prosiding Diseminasi Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2024.

[7] J. Storey, Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction. Routledge, 2015.

[8] J. Storey, Teori Budaya dan Budaya Pop. Qalam, 2003.

[9] S. Hall, “Culture and Power,” Radical Philosophy, vol. 86, no. 27, pp. 24–41, 1997.

[10] R. Simon, Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Pustaka Pelajar dan Insist, 1999.

[11] M. Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Pustaka Pelajar, 2002.

[12] P. Hurme and J. Jouhki, “We Shape Our Tools, and Thereafter Our Tools Shape Us,” Human Technology, vol. 13, no. 2, pp. 145–148, 2017.

[13] E. M. Bender, T. Gebru, A. McMillan-Major, and S. Shmitchell, “On the Dangers of Stochastic Parrots: Can Language Models Be Too Big?,” in Proceedings of the 2021 ACM Conference on Fairness, Accountability, and Transparency, 2021, pp. 610–623. doi: 10.1145/3442188.3445922.

[14] I. Hermann, “Artificial Intelligence in Fiction: Between Narratives and Metaphors,” AI & Society, vol. 38, pp. 319–329, 2023, doi: 10.1007/s00146-021-01299-6.

[15] M. Danesi, AI-Generated Popular Culture. Switzerland: Palgrave Macmillan, 2024.

[16] B. S. Brennen, Qualitative Research Methods for Media Studies. Routledge, 2021.

[17] A. Setiawan, D. Ismiati, and A. Rachman, “Ikonisitas pada Logo dan Tagline City Branding Kendal dalam Perspektif Semiotika Visual,” Jurnal Bahasa Rupa, vol. 6, no. 2, pp. 168–179, 2023, doi: 10.31598.

[18] M. Horkheimer and T. W. Adorno, Dialektika Pencerahan. IRCiSoD, 2002.

[19] J. Theodor, “The Ghiblification of the Universe (with apologies to Hayao Miyazaki).” 2025. [Online]. Available: https://medium.com/@jtheodor/the-ghiblification-of-the-universe-530

[20] M. Fenwick and P. Jurcys, “Originality and the Future of Copyright in an Age of Generative AI,” Computer Law & Security Review, vol. 51, p. 105892, 2023.

Downloads

Published

2025-04-30

How to Cite

Pramudita, O. (2025). Komodifikasi Kecerdasan Buatan dalam Karya Sinematografi: Refleksi Budaya Populer dan Tren Kontemporer. Jurnal Bahasa Rupa, 8(2), 96–103. https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v8i2.1932