MITOS PEZIARAHAN PANTAI SELATAN MELALUI PERSPEKTIF PSEUDO-ETNOFOTOGRAFI

Penulis

  • Aji Susanto Anom Purnomo Institut Seni Indonesia Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v7i3.1530

Kata Kunci:

pseudo-etnofotografi, pantai selatan, parangkusumo, kejawen, mitos

Abstrak

Etno-fotografi adalah sebuah pendekatan dalam penelitian sosial yang merupakan lintasan dari rekaman etnografi dan ekspresi artistik seni fotografi. Metode etno-fotografi digunakan untuk memahami sudut pandang dari masyarakat yang memberikan makna pada suatu fenomena kebudayaan spesifik. Pada perkembangan terkini dari pendekatan etnografi memunculkan konsep pseudo-etnografi. Konsep tersebut muncul dari gejala baru penciptaan karya seni dimana seorang seniman turun ke sebuah lingkungan komunitas, melakukan wawancara singkat dan kemudian menciptakan karya seni dari data yang diperoleh. Penelitian ini kemudian mengadaptasikan pendekatan pseudo-etnografi tersebut dengan pendekatan etno-fotografi menjadi pseudo-etnofotografi. Entitas Laut Selatan (Laut Kidul) bagi masyarakat jawa memiliki mitos yang kuat dan mengakar. Sosok yang muncul dari mitos tersebut adalah Gusti Kanjeng Ratu Kidul yang dianggap sebagai penguasa Kraton Laut Kidul. Pantai Parangkusumo adalah salah satu pantai yang berada pada Laut Selatan, Pantai Parangkusumo berlokasi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Parangkusumo memiliki peran sebagai entitas kebudayaan yang menjadi ruang dari mitos masyarakat lokal. Mitos tersebut menguatkan akar identitas ke-jawa-an yang kemudian sering dikenal dengan istilah kejawen. Penelitian ini berangkat dengan menerapkan konsep pseudo-etnografi dan mengadaptasikannya dengan corak penciptaan seni fotografi menjadi pseudo-etnofotografi. Tahapan penelitian yang diaplikasikan adalah studi pustaka, observasi, perekaman fotografis dan analisis data. Tujuan dari penelitian ini adalah menawarkan sebuah sudut pandang yang berangkat dari pandangan emik tentang mitos di Pantai Parangkusumo dan pengaruhnya terhadap filosofi kejawen dari peziarahnya. Hasil dari penelitian ini adalah karya foto seri yang merupakan rekaman pseudo-etnofotografi dan narasi tekstual yang diolah dari analisis data dan cerita-cerita personal dari para peziarah. Penelitian ini diharapkan menghadirkan pemahaman tentang filosofi kejawen dari para peziarah yang menjadi bagian dari identitas ke-jawa-an mereka.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

A. S. A. Purnomo, Pengantar Etnofotografi. Yogyakarta: Balai Penerbit ISI Yogyakarta, 2021. [Online]. Available: https://isbn.perpusnas.go.id/Account/SearchBuku?searchTxt=978-623-5884-07-3&searchCat=ISBN

E. Edwards, Out and About: Photography, Topography, and Historical Imagination, 1st ed. Oxfordshire: Imprint Routledge, 2014.

D. M. Hayano, “Auto-Ethnography: Paradigms, Problems, and Prospects,” Hum. Organ. 38, vol. 38, no. 1, pp. 99–104, 1979, doi: https://doi.org/10.17730/humo.38.1.u761n5601t4g318v.

J. M. Jaja, “Myths in African concept of reality,” Int. J. Educ. Adm. Policy Stud., vol. 6, no. 2, pp. 9–14, 2014, doi: 10.5897/ijeaps11.060.

M. Angeline, “Mitos dan Budaya,” Humaniora, vol. 6, no. 2, p. 190, 2015, doi: 10.21512/humaniora.v6i2.3325.

D. B. Yuwono, “SPIRITUALITAS MASYARAKAT JAWA KONTEMPORER: Eksistensi dan Makna Ritual di Parangkusumo,” Panangkaran J. Penelit. Agama dan Masy., vol. 7, no. 1, pp. 31–57, 2023, doi: https://doi.org/10.14421/panangkaran.v7i1.3142.

Simuh, Sufisme Jawa, Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019.

H. Foster, The Return of the Real. Massachussets: The MIT Press, 1996.

S. Hadi, Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Penerbit Buku Pustaka, 2006.

S. Soedjono, Pot-Pourri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2006.

A. Datoem, “Foto-Etnografi dalam Proses Penciptaan Karya Seni Fotografi,” J. Seni Budaya Panggung, vol. 23, no. 2, pp. 109–209, 2013, doi: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v23i2.94.

C. Moutakas, Phenomenological Research Methods. Thousand Oaks, Lon- don, New Delhi: SAGE Publications Inc., 1994.

W. Windiani and F. Nurul R, “MENGGUNAKAN METODE ETNOGRAFI DALAM PENELITIAN SOSIAL,” Dimens. J. Sosiol., vol. 9, no. 2, pp. 87–92, 2016, doi: 10.47709/jpsk.v3i01.1956.

K. E. Y. Low and N. Abdullah, “Sensory experience as method,” Oxford Handb. Sociol. Body Embodiment, no. December, pp. 53–68, 2019, doi: 10.1093/oxfordhb/9780190842475.013.4.

D. Schwartz, “Visual ethnography: Using Photography in Qualitative Research,” Qual. Sociol., vol. 12, no. 2, pp. 119–154, 1989, doi: 10.1007/BF00988995.

N. Volaric, J. Pibernik, and J. Dolic, “The Popularity of Black and White Photography in the World of Digital Photography,” in INTERNATIONAL DESIGN CONFERENCE - DESIGN 2010, 2010, pp. 1903–1910. [Online]. Available: https://bib.irb.hr/datoteka/476052.1903_N._Volaric.pdf

M. Sutedja and F. Athoriq, “Fotografi Monokromatik Hitam Putih Dalam Dunia Fotografi Modern,” Widyakala J. Pembang. Jaya Univ., vol. 8, p. 46, 2021, doi: 10.36262/widyakala.v8i0.390.

S. Ackerman, “Exploring Freud’s Resistance to The Oceanic Feeling,” J. Am. Psychoanal. Assoc., vol. 65, no. 1, pp. 9–31, 2017, doi: 10.1177/0003065117690352.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-08-31