SEMIOTICS STUDY ON ASEI BARK PAINTING PATTERNS
DOI:
https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v5i2.926Kata Kunci:
Asei Island, Semiotics, Bark Painting, PatternAbstrak
Adanya makna, cerita dan filosofi kehidupan nenek moyang masyarakat Asei yang digambarkan pada kulit kayu secara turun-temurun sejak tahun 1600 dan menghasilkan gambar yang terkait ruang hidup masyarakat Asei. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dari bentuk-bentuk simbolik yang ada pada motif lukisan kulit kayu Asei yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Asei dan sistem sosialnya. Penelitian ini menganalisis warna yang seringkali digunakan dan dominasi gambar dalam motif lukisan kulit kayu Asei. Dari hasil analisis, 4 lukisan kulit kayu Asei seringkali menggunakan warna merah yang berasal dari buah pinang, warna hitam yang berasal dari arang dan warna putih yang berasal dari kapur. Kemudian gambar yang seringkali ditampilkan pada lukisan kulit kayu adalah gambar ikan, karang (hak balu), fouw, serta tombak dan kail. Makna dari bentuk-bentuk simbolik yang ditampilkan dalam dominasi warna dan gambar pada lukisan kulit kayu Asei bahwa masyarakat Asei ingin menceritakan kondisi geografis pulau Asei yang dikelilingi oleh air, Pulau Asei sebagai pelindung bagi masyarakatnya, mata pencaharian masyarakat Asei sehari-hari, adanya hubungan kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat pada masyarakat Asei, serta rasa hormat masyarakat terhadap leluhur yang telah melindungi Pulau Asei dengan sebaik-baiknya.
Unduhan
Referensi
K. Janur, “Kampung Asei Jayapura, Surganya Pelukis Kulit Kayu,” 2014. https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2104041/kampung-asei-jayapura-surganya-pelukis-kulit-kayu (accessed Aug. 28, 2021).
V. A. Anggraeni, “Lukisan Kulit Kayu Otentik Nan Indah Masyarakat Asei,” 2018. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/06/01/lukisan-kulit-kayu-otentik-nan-indah-masyarakat-asei (accessed Aug. 28, 2021).
M. Kusuma, “Kayu Lukis Tanah Papua,” 2012. https://travel.kompas.com/read/2012/03/22/07190933/Kayu.Lukis.Tanah.Papua?page=all (accessed Aug. 29, 2021).
N. Suzuki, “Problems and Development Issues for Artisan Craft Promotion: The Effective Promotion for Regional Development in Developing Countries,” Bull. Japanese Soc. Sci. Des., vol. 52, no. 2, pp. 51–60, Jul. 2005, doi: 10.11247/JSSDJ.52.51.
D. Kunik, “The Folk Crafts Movement and Folklore Studies,” Cipango - French J. Japanese Stud., no. 1, May 2012, doi: 10.4000/CJS.218.
P. M. Taylor & Lorraine Aragon, Beyond the Java Sea: Art of Indonesia’s Outer Islands. Washington, D.C.: the Smithsonian Institution, 1991.
S. Wulandari, “Bedah Logo Autocillin menggunakan Teori Semiotika,” vol. 1, no. 2, pp. 478–488, 2010.
dan A. A. C. Lita Sahtila, Galuh Ambar Sasi, “Makna Simbolis dan Nilai Historis Wayang Beber Kyai Remeng,” Pelita - J. Penelit. Mhs. UNY, vol. 0, no. 2, 2008, Accessed: Aug. 29, 2021. [Online]. Available: https://journal.uny.ac.id/index.php/pelita/article/view/4357.
M. M. Patappa, “Studi tentang Pembuatan Desain Motif Batiklontara.com,” http://eprints.unm.ac.id/18037/, 2019. http://eprints.unm.ac.id/18037/ (accessed Aug. 29, 2021).
Y. Enembe, D. Deeng, and J. E. T. Mawara, “Kepemimpinan Kepala Suku Pada Suku Lani Di Desa Yowo Distrik Kembu Kabupaten Tolikara,” J. Holistik, vol. 10, no. 21A, pp. 1–15, 2018, [Online]. Available: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/20561.
A. A. Harbi, A. S. Nurhalisah, and Nurfadillah., “Analisis Semiotika Charles Morris dalam Syair Lagu Ayah Karya Ebiet G. Ade,” https://osf.io/preprints/inarxiv/, p. 10, 2019, doi: 10.31227/osf.io/uvc96.
G. Guslinda and O. Kurniaman, “Perubahan Bentuk, Fungsi dan Makna Tenun Songket Siak pada Masyarakat Melayu Riau,” Prim. J. Pendidik. Guru Sekol. Dasar, vol. 5, no. 1, Jun. 2016, doi: 10.33578/jpfkip.v5i1.3676.
H. R. Burwos, C. D. Heatubun, and M. S. Worabai, “Keanekaragaman Jenis Reptil di Sekitar Sungai Asei Kampung Saokorem Kabupaten Tambrauw,” J. Kehutan. Papuasia, vol. 6, no. 2, pp. 122–132, Dec. 2020, doi: 10.46703/JURNALPAPUASIA.VOL6.ISS2.205.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Uzda Nabila Shabiriani
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The author's copyright in the Bahasa Rupa Journal, assigns that the publication of published articles is owned by the editorial board with the author's approval, but the rights are still with the author. The legal rules for accessing digital electronic articles are under license Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0), which means that the Bahasa Rupa Journal has the right to store, modify, manage databases, maintain and publish articles without the author's permission, but the author as the copyright holder is still written as it is. Articles published in Bahasa Rupa Journals, both in hard and soft copy forms are available as open access, for educational, research and library purposes, and beyond that purpose, the editorial board of the Language and Language Journal is not responsible for illegal copyright infringement. This journal also applies LOCKSS and CLOKSS archiving.