BATIK MALUKU: EKSPLORASI KEKAYAAN REMPAH-REMPAH MELALUI BATIK MALUKU
DOI:
https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v5i2.959Kata Kunci:
batik, cengkih, rempah, maluku, pala, rute, bumbuAbstrak
Maluku terkenal dengan ketenarannya sebagai negara kepulauan penghasil rempah-rempah. Kekayaan rempah-rempah bukanlah satu-satunya kekayaan di Maluku. Maluku juga memiliki kekayaan budaya lain yang tidak kalah uniknya yaitu Batik Maluku. Kekayaan budaya dan kekayaan alam Maluku telah menginspirasi masyarakat setempat untuk mengaplikasikan keindahan visual rempah-rempah pada motif dan ornamen batik yang kemudian menjadi ciri khas Batik Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aplikasi visual rempah-rempah pada kain batik khas Maluku. Sampel yang termasuk dalam penelitian ini adalah pembatik karya Maluku. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan mempelajari ragam hias yang terinspirasi dari rempah-rempah khas batik Maluku. Hasil studi penelitian ini menunjukkan bahwa batik Maluku sangat mewakili kearifan lokal masyarakatnya. Temuan lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum, motif batik dapat dipilah berdasarkan latar belakang sejarah dan budayanya. Kejayaan Maluku sebagai jalur perdagangan jamu dan rempah-rempah telah melekat dalam ingatan kolektif masyarakat Maluku. Salah satu kenangan kolektif tersebut diabadikan melalui batik Maluku.
Unduhan
Referensi
admin, “Portal Resmi Propinsi Maluku,” Pemerintah Provinsi Maluku, 2021. .
J. A. Pattikayhatu, “Bandar Niaga di Perairan Maluku dan Perdagangan Rempah-Rempah Commercial Port in the Moluccas Territorial Water and Spice Trade,” Kapata Arkeol., vol. 8, no. 1, pp. 1–8, 2012.
F. Rahman, “‘Negeri Rempah-Rempah’ Dari Masa Bersemi Hingga Gugurnya Kejayaan Rempah-Rempah,” Patanjala J. Penelit. Sej. dan Budaya, vol. 11, no. 3, p. 347, 2019, doi: 10.30959/patanjala.v11i3.527.
M. A. Amal, Kepulauan Rempah-Rempah, Edisi 1. 2006.
H. Anggrasari, P. Perdana, and J. H. Mulyo, “Keunggulan Komparatif Dan Kompetitif Rempah-Rempah Indonesia Di Pasar Internasional,” J. Agrica, vol. 14, no. 1, pp. 9–19, 2021, doi: 10.31289/agrica.v14i1.4396.
Rahadian Rundjan, “Narasi Jalur Rempah dan Rajut Kebangsaan Indonesia,” DW.COM, 2022. .
C. Mahfud, “The role of cheng ho mosque: The new silk road, Indonesia-China relations in islamic cultural identity,” J. Indones. Islam, vol. 8, no. 1, pp. 23–28, 2014, doi: 10.15642/JIIS.2014.8.1.23-38.
M. N. Ririmasse, “Sebelum Jalur Rempah: Awal Interaksi Niaga Lintas Batas di Maluku dalam Perspektif Arkeologi,” Kapata Arkeol., vol. 13, no. 1, p. 47, 2017, doi: 10.24832/kapata.v13i1.388.
A. Firmanto, “Historiografi Islam Cirebon ( Kajian Manuskrip Sejarah Islam Cirebon ),” Lekt. Keagamaan, vol. 13, no. 1, pp. 31–58, 2015.
S. . Amin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2000.
H. R. Insani, “Kejayaan Rempah Maluku (Sebuah Tinjauan Etnohistory),” Universitas Andalas, 2019.
M. A. Amal, Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250 - 1950. Maluku: Universitas Khairun, 2006.
R. Y. Saputra, S. B. Kurniawan, P. Rintayati, and E. Mindrati, “Motif Batik dalam Pendidikan Karakter Pasa Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Ngawi,” JURNALBASICEDU, vol. 5, no. 2, pp. 596–604, 2021, [Online]. Available: http://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/762.
O. D. Susantio, “Sejarah batik,” pp. 1–12, 2009.
D. Wahyuningsih, “Sejarah Batik Jawa Tengah,” vol. 3, no. 2, pp. 54–67, 2015.
S. A. Prasetyo, “Jurnal Imajinasi,” J. Imajin., vol. X, no. 1, 2016.
H. Sumarsono, H. Ishwara, L. R. S. Yahya, and X. Moeis, Batik Garutan, 1st ed. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2016.
S. Asmal et al., “Optimasi Tempratur Lilin ( Malam ) Batik Untuk Penyempurnaan Pembatikan Pada Mesin Cnc Milling,” 2018, vol. 4, no. November, pp. 382–388.
N. Kartika, R. D. Dienaputra, S. Machdalena, and A. Nugraha, “Batik Pasiran: Wujud Kearifan Lokal Batik Kampung Pasir Garut,” Panggung, vol. 30, no. 4, pp. 495–510, 2020, doi: 10.26742/panggung.v30i4.1368.
W. T. Atmojo, “Penciptaan Batik Melayu Sumatera Utara,” Panggung, vol. 23, no. 1, pp. 90–97, 2013, doi: 10.26742/panggung.v23i1.89.
P. Supriono, Ensiklopedia The Heritage of Batik: Identitas Pemersatu Kebanggaan Bangsa. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta, 2016.
A. K. Prihandayani, “Transformasi Sinjang Batik Parang Rusak Dan Parang Barong Yogyakarta Dari Seni Motif ‘ Geometris ’ Menjadi Seni Motif Abstrak,” Wacadesain, vol. 1, no. 1, pp. 48–62, 2020.
E. . Natanegara and A. Moersid, “Batik Danar-50th Danar Hadi Solo.” p. 164, 2017.
T. Aurumajeda and M. Nurhidayat, “Penerapan Ornamen Kereta Paksi Naga Liman Terhadap Merchandise Cirebon,” J. Kreat., vol. 02, no. 01, pp. 8–11, 2020.
M. Masiswo and V. Atika, “Aplikasi ornamen khas maluku untuk pengembangan desain motif batik,” Din. Kerajinan dan Batik, pp. 21–30, 2014.
J. W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, 3rd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Sumartono, Metodologi Penelitian Kualitatif: Seni Rupa. Universitas Trisakti, 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, 2018.
S. J. Taylor, R. Bogdan, and M. L. DeVault, Qualitative Reseach Methods, 4th Editio. Canada: John Wiley & Sons, Inc, 2016.
Melfianora, “Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dengan Studi Literatur,” Stud. Litelatur, pp. 1–3, 2017.
I. L. Marasabessy, “Pengaruh Penurunan Tarif Pajak Umkm Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Pondok Aren),” 2020.
J. Fatin, “Latar Belakang Sejarah dan Isi dari Perjanjian Saragosa,” academia.edu. .
H. Sulaiman and F. X. Rema, “Menelusuri Jejak Sejarah peninggalan Portugis di Kampung Numba,” Historia Santiago., vol. 6, no. 2, pp. 237–250, 2018.
P. Connerton, How Societies Remember. London: Cambridge University Press, 1989.
M. Sutrisno and H. Putranto, Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius, 2005.
R. A. Wattimena, “Mengurai Ingatan Kolektif Bersama Maurice Halbwachs, Jan Assmann dan Aleida Assmann Dalam Konteks Peristiwa 65 di Indonesia,” Stud. Philos. Theol., vol. 16, no. 2, pp. 164–196, 2016.
A. Pandanwangi, B. S. Dewi, and S. H. Alya, “Narasi Visual Cerita Fabel dalam Karya Seni Lukis,” J. Budaya Nusant., vol. 3, no. 2, 2020.
M. Meilani, “Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana,” Humaniora, vol. 4, no. 1, p. 326, 2013, doi: 10.21512/humaniora.v4i1.3443.
R. Aprianti, S. Sadono, and C. R. Yuningsih, “Analisis Nilai Estetika Pada Karya Seni ‘Ngindeuw,’” in e-Proceeding of Art & Design, 2021, vol. 8, no. 5, pp. 2058–2070.
A. A. Said, Dasar Desain Dwimatra, vol. 53, no. 9. 2012.
M. Monica and L. C. Luzar, “Efek Warna dalam Dunia Desain dan Periklanan,” Humaniora, vol. 2, no. 2, p. 1084, 2011, doi: 10.21512/humaniora.v2i2.3158.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Shopia Himatul Alya, Sari Dewi Kuncoroputri, Ariesa Pandanwangi
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The author's copyright in the Bahasa Rupa Journal, assigns that the publication of published articles is owned by the editorial board with the author's approval, but the rights are still with the author. The legal rules for accessing digital electronic articles are under license Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0), which means that the Bahasa Rupa Journal has the right to store, modify, manage databases, maintain and publish articles without the author's permission, but the author as the copyright holder is still written as it is. Articles published in Bahasa Rupa Journals, both in hard and soft copy forms are available as open access, for educational, research and library purposes, and beyond that purpose, the editorial board of the Language and Language Journal is not responsible for illegal copyright infringement. This journal also applies LOCKSS and CLOKSS archiving.